Hari Tanpa Tembakau Sedunia: Menangani "Epidemi Miskonsepsi"


JAKARTA, Indonesia, May 30, 2024 (GLOBE NEWSWIRE) -- Pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini, World Vapers Alliance (WVA) menyoroti banyaknya miskonsepsi mengenai upaya pengurangan dampak buruk dari tembakau. Seperti yang diungkapkan oleh penelitian Ipsos untuk lembaga We are Innovation, 70% perokok di Indonesia (74% di seluruh dunia) secara keliru percaya bahwa vaping sama berbahayanya atau lebih berbahaya daripada merokok. Kesalahpahaman yang meluas ini adalah hasil dari informasi yang salah dan telah merenggut nyawa, karena jutaan perokok menjadi ragu untuk beralih ke produk alternatif yang terbukti secara ilmiah 95% kurang berbahaya.

"Hari Tanpa Tembakau Sedunia adalah hari penting untuk memperingati upaya melawan informasi yang salah dan mempromosikan strategi pengurangan dampak buruk yang efektif," kata Michael Landl, Direktur World Vapers Alliance. "Indonesia harus membalikkan sikap skeptis terhadap vaping dan mendukung alternatif nikotin yang lebih aman sebagai solusi menuju masa depan bebas rokok."

Ada contoh yang bisa dijadikan acuan terkait dengan hal tersebut, misalnya di Swedia. Swedia hampir menjadi negara bebas rokok, bukan dengan melarang produk nikotin yang lebih aman, tetapi dengan mendukung priduk tersebut. Keberhasilan Swedia seharusnya menjadi model untuk strategi pengurangan bahaya tembakau global.

"Berbulan-bulan serangan yang salah arah terhadap vaping di Indonesia telah sangat berdampak pada kesehatan masyarakat," lanjut Landl. "Perokok Indonesia mendapat informasi yang salah tentang risiko vaping, dan ketakutan ini mungkin mencegah mereka berhenti merokok dengan beralih ke vaping. Pemerintah Indonesia harus segera bertindak untuk membalikkan tren yang mengkhawatirkan ini."

Keyakinan bahwa vaping sama berbahayanya dengan merokok adalah krisis kesehatan masyarakat. Banyak studi, termasuk tinjauan komprehensif dari Public Health England misalnya, telah mengkonfirmasi bahwa vaping jauh lebih tidak berbahaya. Secara internasional, WHO juga berkontribusi menyebarkan informasi yang salah ini.

"Kami menghadapi epidemi miskonsepsi dan WHO adalah bagian dari masalah dengan menyebarkan kesalahpahaman lebih lanjut," kata Landl. "Informasi yang akurat adalah landasan dari kebijakan kesehatan masyarakat yang efektif. Kita harus memastikan bahwa perokok memiliki akses ke kebenaran tentang alternatif yang lebih aman. Fakta atas kebohongan!"

World Vapers Alliance menyerukan kepada otoritas kesehatan Indonesia dan WHO untuk mengevaluasi kembali sikap mereka terhadap pengurangan bahaya dan mengutamakan fakta daripada ketakutan. Sangat penting untuk mendukung kebijakan yang mempromosikan alternatif yang lebih aman untuk merokok daripada memfitnahnya.

Sejalan dengan upaya ini, WVA mengorganisir protes di depan markas besar WHO pada Hari Vape Sedunia, 30 Mei.

World Vapers' Alliance di Jenewa

Demonstrasi ini bertujuan untuk memaksa WHO akhirnya mendengarkan konsumen dan mengakui bukti ilmiah yang mendukung vaping, kantong nikotin, dan produk serupa sebagai alat pengurangan dampak buruk yang valid. Sudah saatnya WHO mengakui kenyataan, merangkul ilmu pengetahuan, dan membantu dunia bergerak menuju masa depan yang lebih sehat. Untuk mencapai hal tersebut, caranya cukup dengan memberi pilihan yang lebih banyak kepada masyarakat.

For media enquiries, please contact:

Michael Landl
Director of the World Vapers’ Alliance
info@worldvapersalliance.com

Foto yang disertakan pada pengumuman ini tersedia di: https://www.globenewswire.com/NewsRoom/AttachmentNg/0037ce8c-ca1f-48da-b4d3-384f0718d4a9